Dikala panas dan hujan, nggak cuma badan kita yang perlu dilindungi dengan balutan pakaian yang sesuai. Kepala pun perlu dapat perlindungan. Malah harus, karena dibagian ini terletak, otak, dan aneka syaraf yang berfungsi mengatur keseimbangan dan kerja tubuh kita. Dengan maksuk untuk proteksi inilah, untuk melindungi kepala dari sinar matahari dan hujan, manusia kemudian menciptakan "topi".
Menurut catatan sejarah pelindung kepala pertama kali dipakai oleh kaum oengembara bangsa Yunani kuno. Cowok-cowok yang menjelajahi negeri untuk membuka ladang pertanian ini memakai petasos, selembar kain atau kulit binatang yang di tutupkan di atas kepala & diikat dengan tali di bawah dagu.
Penutup kepala ini kemudian makin populer penggunaannya dalam masyarakat. Tapi berbentuk kerucut dengan bagian depan mancung yang ditemukan pertama kali di Phrygia [Asia kecil] pada abad 5 M kembali ngetrend pada abad pertengahan dan beken lagi pada masa Revolusi Perancis abad 18 sbg Topi kebebasan.
Pada perkembangan berikutnya, Topi memang nggak sekedar berfungsi sebagai pelindung kepala tapi juga merupakan bagian dari aksesori dandan & sebagai simbol / petunjuk status. Dan ga' cuma dipakai olaeh cowo', para cewe'pun rame2 pakai Topi. Malah kaum cewe' yang bikin topi jadi makin berbentuk cantik dengan aneka gaya.
Kalau cowo'2 Eropa Abad Pertengahan menutup kepala dengan topi sederhana berbentuk bulat ala kue donat / topi berujung runcing, para cewe' tampil lebih genit dengan hiasan jaring tipis / cadar di bagian depan. Bentuk topi yang juga populer adalah topi yang bagian atasnya rata [topi toga jaman sekarang] yang disebut Tudor bonnet & topi tinggi dengan hiasan kulit lembu / peniti hias yang dipakai cowo' dan cewe'.
Pada abad 17 model topi di Eropa malah jadi lebih sederhana. Kehidupan keagamaan yang amat kuat dan konservatif ga' mengijinkan orang2 tampil glamor & trendi. Model topi yang dipakai adalah topi polos dengan pinggiran lebar. Tapi cewe'2 dari kelas memengah agak nekat dengan bertopi renda dari kain linen.
Pemakaian topi juga dikenal masyarakat indonesia sejak zaman dulu, kaum cowo' udah memakai blankon, udeng, dan aneka penutup kepala yang melambangkan kedudukkan mereka dalam suku. Topi2 tradisional itu masih dipakai sampai sekarang terutama dalam acara adat.
Bentuk dan model topi kembali berkembang pada abad 19 apalagi kehidupan masyarakat juga makin maju dan munculnya golongan orang kaya & elit yang doyan berbusana bagus. Para cowo'nya makin bebas tampil gaya dengan topi kaku berlapis kain sutera yang menjulang keatas se[erti cerobong erap, topi bundar yang dinamai topi Derby, topi dari anyaman ilalang/peci. amaodel topi untuk cowo' yang beken pada akhir abad 19 relatif ga' berubah sampai sekarang seperti peci, baret, dan topi baseball yang jadi hitz.
Sebaliknya model topi cewe' selalu berganti mengikuti perkembangan mode busana dan trend tatanan rambut. Bahkan di Inggris riap tahun kaum cewe' saling jor2an mempertahankan topi2 yang cantik, unik, keren, nyentrik, dan heboh dalam acara pacuan kuda astor.
Bentuk dan model topi kembali berkembang pada abad 19 apalagi kehidupan masyarakat juga makin maju dan munculnya golongan orang kaya & elit yang doyan berbusana bagus. Para cowo'nya makin bebas tampil gaya dengan topi kaku berlapis kain sutera yang menjulang keatas se[erti cerobong erap, topi bundar yang dinamai topi Derby, topi dari anyaman ilalang/peci. amaodel topi untuk cowo' yang beken pada akhir abad 19 relatif ga' berubah sampai sekarang seperti peci, baret, dan topi baseball yang jadi hitz.
Sebaliknya model topi cewe' selalu berganti mengikuti perkembangan mode busana dan trend tatanan rambut. Bahkan di Inggris riap tahun kaum cewe' saling jor2an mempertahankan topi2 yang cantik, unik, keren, nyentrik, dan heboh dalam acara pacuan kuda astor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar